Diberdayakan oleh Blogger.

Gabung Yukk

anakgaring On Senin, 18 Juli 2011

1. Penggali Dan Perumusan Aqidah Ahlussummah Wal Jama’ah
Aqikah atau I’tiqad nabi saw dan para sahbat termaktub dalam Al-qur’an dan sunnah rasul secara terpencar, tidak tersusun secara rapi dan teratur, I’tiqad itu kemudian dihimpun dan di rumuskan oleh ulama’ besar di bi bidang aqidah, yaitu imam abul hasan’ Ali Al-asy’ari. Ulama’ besar ini di lahirkan dikota basrah iraq pada tahun 260 H/ 837 m dan wafat di kota itu juga pada tahun 324 h/935 M dalam usia 64 tahun. Karena I’tiqad ahlussunnah wal jama’ah ini di himpun dan dirumuskan oleh imam abul hasan’Ali Al-asy’ari’ maka ada yang menyebut kaum ahlussunnah waljama’ah dengan ‘Al-asy’irah”, jama’ dari “Asy’ari”, yaitu pengikut-pengikut imam abul hasan ‘Ali Al-Asy’ari. Dan ada juga perkataan “sunni” yang merupakan singkatan dari Ahlussunnah wal jama’ah serta orang-orang disebut “sunniyin”.
Adapun tokoh kedua dari I’tiqad Ahlussunnah wal jama’ah adalah abu manshur ‘Al-maturidi. I’tiqadnya sama atau hampir sama dengan I’tiqad imam abul hasan ‘Ali Al-Asy’ari. Baliau lahir di desa maturid
samarqand (termasuk daerah uzbekhitstan sekarang), kira-kira pada pertengahan abad ke-3 H dan wafat di samrqand tahun 332 H/944 M sembilan tahun setelah wafatnya imam abul Hasan ‘Ali ‘ Al-asy’ari.
Kedua tokoh tersebut adalah penggali, perumus, penyiar sekaligus mempertahnkan apa yang termaktub dalam Al-Qur’an dan hadits dan dii’tiqadkan oleh nabi saw serta sahabat-sahabat beliau. Karena jasa-jasa yang demikian besar dari kedua imam tersebut dalam menghimpun, merinci, menyebarkan, mempertahankan dan menegakkan I’tiqad Ahlussunnah wal jama’ah maka mereka disebut pembangun mazhab Ahlussunnah wal jama’ah(di bidang aqidah).
Dalam kitab “ithafu sadatil Muttaqin” yang dikarang oleh Muhammad bin Muhammad Al-Hasani Az-zabidi, yaitu syarah kitab”ihya’ Ulumuddin” karangan imam ghazali ditegaskan sebagia berikut:



Artinya: “apabila disebut kaum ahlussunnah wal jama’ah maka maksudnya ialah orang-orang yang mengikuti rumusan (faham) Asy’ari dan faham Abu Manshur Al-Maturidi.”
2. Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah Dari Masa Ke Masa
Di dalam sejarah islam sesudah nabi muhhammad saw wafat bermunculanlah faham-faham yang bertentangan dengan I’tiqad Ahlussunnah wal jama’ah dari berbagai golongan yang sesat, jumlahnya 72 firqah. Hal ini sudah di sinyalir oleh nabi muhammad saw dalam sabdanya:
” barang siapa yang masih hidup di antara kamu sesudahku, niscaya akan melihat perselisihan faham yang banyak. Ketika itu peganglah apa yang sudah kamu ketahui dari sunnahku dan sunnah khulafa’urrasyidan yang di anigrahi petunjuk. Pegang teguh itu.”
(hadits riwayat ibnu majah)
Dalam hadits yang lain:
Artinya :” demi tuhan yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman kekuasaan-Nya akan berpecah umatku menjadi 73 firqah, satu masuk surga dan 72 masuk neraka. Bertanyalah paran sahabat: siapakah firqah( yang masuk surga) itu hai rasulullah”, nabi menjawab:”Ahlussunnah waljama’ah”. (hadits riwayat imam Thabrani)
Di dalam kitab Bughyatul Mustarsyidi karangan mufti syaikh Sayyid Abdurrahman bin muhammad Husain bin umar di tegaskan bahwa 72 firqah yang sesat itu berpokok pada 7 firqah yaitu:
1. Kaum syi’ah yaitu kaum yang berlebih-lenihan memuja sayyidina Ali karramullahu wajhahu, mereka tidak mengakui khalifah-khalifah Abu bakar, umar dan utsman radiallahu’anhu. Firqah ini pecah menjadi 22 aliran
2. Kaum khawarij, yaitu kaum yang berlebih-lebihan membenci sayyidina Ali karramallu wajhahu, bahkan ada di antaranya mengafirkan mengafirkan sayyidina Ali. Firqah ini berfatwa bahwa orang yang mengerjakan dosa besar menjadi kafir. Firqah ini pecah manjadi 20 aliran.
3. Kaum Mu’tazilah, yaitu kaum yang berfaham bahwa tuhan tidak mempunyai sifat, bahwa manusia membuat pekerjaannya sendiri, bahwa tuhan tidak bisa dilihat dengan mata dari dalam surga, bahwa orang yang mengerjakan dosa besar diletakkan di antara dua tempat, dan Mi’raj Nabi muhammad dengan ruh saja dan lain-lain, kaum mu’tazilah pecah menjadi 20 aliran.
4. Kaum murji’ah, yaitu kaum yang memfatwakan bahwa perbutan maksiat (kedurhakaan) tidak memberi mudarat kalau sudah beriman, sebagaimana halnya dengan mengerjakan kebajikan tidak memberi mamfaat kalau kafir. Kaum Murji’ah pecah menjadi 5 aliran.
5. Kaum Najariyah, yaitu kaum yang memfatwakan bahwa perbuatan menusia adlah makhluk, yakni dijadikan tuhan, tetapi mereka berpendapat bahwa sifat tuhan tidak ada. Kaum ini 3 aliran.
6. Kaum jabariyah, yaitu kaum yang memfatwakan bahwa manusia “majbur”, artinya tidak berdaya apa-apa, kasab atau usaha tidak ada sama sekali, kaum ini hanya satu aliran.
7. Kaum musyabbihah, yaitu kaum yang memfatwakan bahwa ada keserupaan tuhan dengan manusia, umpamanya bertangan, berkaki, duduk dikursi, naik tanggan dan lain-lain, kaum ini hanya satu aliran saja.
Jadi jumlahnya secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Kaum syi’ah………….. 22 aliran
2. Kaum khwarij……….. 20 aliran
3. Kaum mu’tazilah…… 20 aliran
4. Kaum murji’ah……… 5 aliran
5. Kaum najariyah……. 3 aliran
6. Kaum jabariyah….. 1 aliran
7. Kaum musyabbihah. 1 alira.
Jumlah……………. 72 aliran
Kalau ditambah dengan satu aliran Ahli sunnah wal jama’ah makacukuplah 73 firqah,seperti yang diterangkan oleh nabi muhammad saw dalam hadits yang diriwayatkan imam thabrani. Demikian yang tercantum dalam kitab bughyatul mustarsyidin.

Sedangkan kaum Qadariyah termasuk golongan kaum mu’tazilah, kaum bahaiyah dan ahmadiyah termasuk golongan syi’ah, kaum ibnu taimiyah termasuk golongan kaum musyabilihan dan kaum wahabi termasuk golongan kaum pelaksana ibnu taimiyah.

Di tengah-tengah arus aneka macam golongan itu, golongan Ahlussunnah waljama’ah tetap tegar dan tegak bagaikan karang ditengah samudra, apalgi setelah dua imam perumus, penyiar, dan pembela I’tiqad Ahlussunah waljam’ah pada akhir abad ke-3 H yaitu imam Abul hasan ‘Ali Al-Asy’ari dan imam Abu manshur Al-Maturidi, mereka berdua sebagai pendekar ulama’ besar pada masanya, tetap berdiri tegak membela ajran-ajaran Rasullulah dan sahbat-sahbat beliau, meluruskan I’tiqad yang menyeleweng yang di buat-buat oleh berbagai firqah yang sesat itu.
Munculnya kedua imam besar pembela I’tiqad Ahlussunnah wal jama’ah itu membawa angin segar di kalangan dunia islam. Imam Abul hasan Al- Asy’ari yang bermazhab syafi’I dan imam Abu Manshur yang bermazhab hanafi dalam bidang syari’ah pula, berdiri tegak dengan keyakinannyamembela I’tiqad Ahlussunah wal jama’ah dengan gigih perkasa.
Imam abul hasan ‘Ali Al-As’ari dalam menegakkam Ahlussunah wal jama’ah mempergunakan dalil-dalil Al-Qru’an dan hadits, dan juga pertimbangan akal pikiran. Buku-buku hasil karyanya berjumlah sekitar 200 buah, di antaranya:
1. Al-luma’fir-Raddi’ala Ahlil-Ziyaghi wal-bida’.
2. Al-ibanah’anil-Ushulid-diniyah, 3 jilid besar.
3. Maqatul islamiyin.
4. AL-mujaz, 3 jilid besar.

Pada abad-abda berikutnya muncullah ulama’-ulama’ besar kaum Ahlussunnah wal jama’ah yang menyebarluaskan fatwa imam Abul hasan ‘Ali AL Asy’ari, di antaranya:
1. Imam Abu bakar Al-qaffal (wafat 365 H)
2. Imam Abu ishaq Al-asfararain (wafat 411 H)
3. Imam Al hafizh Al-baihaqi (wafat 458 H)
4. Imam haramain Al-juwaini (wafat 460 H)
5. Imam Al-Qasim Al-Qusyairi (wafat 465 H)
6. Ima baqillani (wafat 403 H)
7. Ima Al-Ghazali (wafat 505 H)
8. Imam fakhriddin Ar-Razi (wafat 606 H)
9. Imam ‘azzuddin bin Abdussalam (wafat 660 H)

Kemudian pada abad-abad selanjutnya banyak muncul ulama’ pendekar, penyiar, dan pembela Ahlussunah wal jama’ah di seluruh dunia, di antaranya:
1. Syaikhul islam Abdullah Asy-syarqawi (wafat 1227 H) pengarang kitab tauhid yang terkenal dengan kitab syarqawi.
2. Syaikh ibrahim Al-bajuri (wafat 1272 H), pengarang kitab tauhid “Tahqiqul maqam fi kifayani ‘awam’ dan kitab “tuhfatul Murid”’ala-jauharatittauhid”
3. Al-‘Allamah syaikh muhammadn nawawi banten. Seortang ulama’ indonesia yang mengarang kitab tauhid “ tijanud-durari” (wafat 1315 H)
4. Syaikh zainal Abidin bin muhammad AL-Fathani yang mengarang kitab tauhid bernama “Aqidatun-Najin fi ushuluddin”.
5. Syikh husain bin muhammad Al-jasar Ath-tharablisi pengarang tauhid “Al-hushunul-Hamidiyah”.
6. Dan lain-lainnya.
mayoritas kaum muslimin di seluruh dunia sampai sekarang ini adalah penganut dan pendukung faham Ahlussunnah wal jama’ah.
3. pokok-pokok I’tiqad kaum Ahlisunnah wal jama’ah
1. iman ialah mengikrarkan dengan lisan dan membenarkan dengan hati, Iman yang sempurna ialah mengikrakan dengan lisan, membenarakan dengan hati dan mengerjakan dengan anggota badan
2. tuhan itu ada, namanya Allah, Dan ada 99 nama Allah.
3. Tuhan mempunyai sifat banyak sekali, yang bisa disimpulkan dengan perkataan “Tuhan mempunyai sifat-sifat jalal (kebesaran), jamal(keindahan), dan kamal (kesempurnaan).
4. Sifat yang wajib diketahui oleh setiap mu’min yang baligh dan berakal adalah 20 sifat yang wajib bagin-Nya dan 20 sifat yang mustahi (tidak mugnkin) ada bagi-Nya. Dan ada satu lagi sifat yang harus ada bagu-nya. Kedua puluh sifat yang wajib dan mustahil itu ialah:
a) Wujud, artinya ada, mustahil tidak ada.
b) Qidam, artinya tidak mempunyai permulaan ada-Nya mustahil ada-Nya mempunyai permulaan
c) Baqa’. Artinya tidak berkesudahan ada-Nya, mustahil ada-Nya berkesudahan.
d) Mukhalafatuhu ta’ala lilhawadistsi, artinya ia berlaina dengan segala makhluk, mustahil ia serupa dengan mahkluk-Nya.
e) Qiyamuhu binafsihi, artinya ia berdiri sendiri bukan atsa zat lain, mustahil ia berdiri di atas zat lain.
f) Wahdaniyah, artinya ia Esa, mustahil ia banyak.
g) Qudrat, artinya kuasa, mustahil ia tidak kuasa.
h) Iradat, artinya menentukan sendiri dengan kehendak-nya, mustahi; ia dipaksa.
i) Ilmu, artinya ia tahu, mustahil ia tidak tahu.
j) Hayat, artinya hidup, mustahil ia mati.
k) Sama’, artinya mendengar, mustahil ia tidak mendengar.
l) Bashar, artinya ia melihat, mustahil ia buta.
m) Kalam, artinya berkat, mustahil ia bisu.
n) Kaunuh qadiran, artinya ia dalam keadan berkuasa, mustahil ia dalam keadaaan tidak berkuasa.
o) Kaunuhu muridan, artinya ia dalam keadaan iradat, mustahil ia dalam keadaan tidak iradat.
p) ‘Aliman, artinya ia dalam keadaan tahu, mustahil ia dalam keaddaan tidak tahu.
q) Hayyan, artinya ia dalam keadaan hidup, mustahil baginya dalam keadaan mati
r) Sami’an, artinya ia dalam keadaan mendengar, mustahil baginya dalam keadaan tidak mendengar4.
s) Bashiran, artinya ia dalam keadaan melihat, mustahil baginya dalam keadaan tidak melihat.
t) Mutakalliman. Artinya ia dalam keadaan berkat, mustahil ia dalam keadaaan tidak berkata. Demikian 20 sifat yang wajib (mesti ada) bagi Allah dan 20 sifat yang mustahil (tidak mungkin ada) bagi Allah.
5. Sifat yang harus ada bagi allah hanya satu, yaitu ia boleh berbuat dan boleh pula daalam keadaan tidak berbuat.
6. Wajib dipercaya bahwa malaikat ada, mereka banyak, tetapa yang wajib dipercaya secara terperinci hanylah sepuluh saja.
7. Wajib dipercaya adanya kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada rasul-rasul-Nya untuk disampaikan kepada ummatnya. Kitab-kitan itu banyak, tetapi yang wajib diketahui secara terperinci ada 4 yaitu:
a) Kitab taurat yang diturunkan kepada nabi musa a.s.
b) Kitab zabur yang diturunkan kepada nabi daud a.s.
c) Kitab injil yang diturunkan kepada nabi isa a.s.
d) Kitab Al-Qur’an yang diturunkan kepada nabi muhammad saw
8. Kaum Ahlussunnah wal jam’ah mempercayai semua rasul-rasul yang di utus Allah kepada manusia, mereka banyak, ada yang diterangkan dan ada pula yang tidak, yang wajib diketahui adalah 25 nabi dan rasul yang dinyatakan dalam Al-Qur’an.

Adapun perbedaan nabi dan rasul adlah sebagai berikut: nabi ialah orang yang diberi wahyu oleh tuahn tetapi tidak disuruh menyampaikan wahyu itu kepada manusia, sedangkan rasul ialah nabi yang diberi wahyu oleh Tuhan dan diperintahkan untuk menyampaikannya, jadi nabi belum tentu menjadi rasul, tetapi seorang rasul mesti menjadi nabi terlebih dahulu, kedua puluh lima orangtersebut adalah nabi dan rasul menurut faham Ahlussunnah wal jama’ah.
9. Setiap orang islam wajib mempercayai adanya hari akhirat.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments